“Treat the people the way I want THEY WANT to be treated “
Pertama kali mendengar quote ini saya langsung teringat dengan topik Classic DISC yang saya ikuti minggu lalu. sebetulnya ini adalah hal yang sudah saya dapatkan selama di kampus, namun entah kenapa materi yang minggu lalu itu benar-benar stick in my head dan mau saya simpan di catatan yg bisa buka anytime and anywhere,,,,ya si blog gw ini. hahay!
DISC is a quadrant behavioral model based on the work of Dr. William Moulton Marston (1893–1947) to examine the behavior of individuals in their environment or within a specific situation (otherwise known as environment). It therefore focuses on the styles and preferences of such behavior (Wikipedia).
Jadi pada dasarnya behavioral style kita bisa dikategorikan ke dalam 4 tipe : Dominance, Influence, Steadiness and Conscienciousness atau disingkat DISC. Atau kalau dalam bahasa Indonesianya kalau tidak salah disebut : Choleris, Sanguining, Plegmatis dan melankolis. inget kan? jadi sebetulnya tampak not really special, tapi jangan salah lho,,,penting banget bisa mengidentifikasi behavioral orang ini, karena sedikit banyak akan mempengaruhi kesuksesan kita dalam berkomunikasi dengan orang-orang. nih, summary yang membedakan masing-masing tipe :
Dominance
Influence
Steadiness
Conscientiousness
Empasize
Shaping the environment by overcoming opposition and challenge
Persuading and influencing to others
Achieving stability, accomplishing task by cooperating with others
Working with circumstances to ensure quality and accuracy
Involvement with people, making favorable impression
Calm, patient, loyal, goo listener
Attention to standard and etails, analytical thinking
Motivated by
Challenge, power and authority
Social recognition, group activities and relationship
Infrequent change, stability, sincere and appreciation, cooperation
Clearly defined performance expectations, quality and accuracy being valued
Fears
Loss of control in their environment, being taken advantage of
Social rejection, disapproval, loss of influence
Loss of stability, methodical approach, calm
Criticism of their work, slipshod method
You Will notice
Self-confience, decisiveness, and risk-taking
Enthusiasm, charm, sociability
Patience, a team player, stability, methodical approach, calm
Cautious, precise, diplomatic, restrained
Limitation
Lack of concern for others, impatience
Impulsiveness, disorganization, lack of follow through
Overly willing to give, putting their need last
Overly critical, of self and others, indecision because of desire to collect ana analyze data
Ada dua term yang perlu dibedakan dalam hal ini: Behavior and Appearance yakni bagian yang bisa orang lihat dan Preferences/Natural yang memang sudah ‘bawaan’ artinya dipengaruhi oleh Experience, Intelligence, Culture, upbringing, Values/Beliefs and bahkan DNA. Ini yang selama ini kadang saya bingung. Harusnya saat mengisi test atau menilai ‘sifat natural’ seseorang bukan dari appareance/behavior nya saja karena bisa jadi itu memang tuntutan dia harus bertindak saat itu, atau could be vary based on situation, tapi pada umumnya yang namanya natural itu memang sudah seperti itu adanya orang itu. Itu yg penting! Kita harus jeli membedakannya. DISC ini kita lihat dari ‘natural’ orang itu.
Pada dasarnya setiap orang itu senang ada pada suatu kondisi yang membuat dirinya merasa nyaman. Sebagai contoh saya adalah orang kanan artinya yang tidak kidal,,,bagaimana ketika ia menulis nama dengan tangan kanan? Bagus bukan hasilnya? Dan yang paling penting adalah bagaimana rasanya? feel comfortable? Yes, absolutely! Sekarang coba diganti dengan tangan kiri? Saya jamin tidak nyaman,,,,that’s the DISC style will behave naturally in every people. Pada dasarnya seseorang nyaman dengan sifat naturalnya. walaupun ada pada suatu kondisi dimana dia bisa merubah behavioral stylenya juga.
Kita bisa diamati (observable behavioral) yang tergantung situasi itu adalah:
Body language (posture, use of hands, facial expression)
Tone (pace, inflection, volume)
Words
Perlu dicatat bahwa:
There are NO GOOD and BAD STYLE
There is no best or no worst style
Every style have strength and limitation
All style can be more or less effective depending on HOW an Individual is able to modify his or her behavior to meet the needs for other.
Everyone is a mixture style, so it may be difficult to grade correctly
Setiap orang itu “Unique” dan tidak ada yg pure salah satu style. pasti berupa campuran. dan orang yang paling baik itu adalah orang yang bisa menyesuaikan diri dengan siapa dia berinteraksi. saat berinteraksi engan orang yang High D maka sebaiknya kita tidak bertele-tele, tapi jelas, logis, dsb. begitupun saat berinteraksi dengan orang yang dominan style lain kita mesti menyesuaikan. dulu saya beranggapan bahwa style terbaik adalah C (maklum dulu masih bercita-cita jadi dosen) tapi sekarang baru sadar,,hahaha.
Bagaimana behavioral type gw selama ini?
Sebetulnya hal serupa pernah saya alami saat mengikuti beberapa acara leadership-related activity waktu campus seperti: Ospek Mahasiswa TK, Latihan kemempinan Mahasiswa angkatan I, Kalau ga salah pas psikotes di asrama. Pokoknya pernah 3 kali ngambil test seperti ini. Hasilnya biasanya saya berada di antara I dan D. kalau gak sanguinis ya biasanya ya dominan. Hahaha. Cuma saat saya ngambil test ini, surprisingly gw dapet tipe High S dooong! which is steadiness alias suka sesuatu yang calm, patience, good listener. oh,,,,come on!
Kadang saya ga terima,,,that’s not me! Tapi jadi mikir,,,ini memang test yang susah untuk secara objektif dinilai dan tergantung kondisi saat kita ngerjain itu test. Waktu itu saya memposisikan di tempat kerja di beberapa lapangan terakhir which I’m a junior engineer with job like supervising other, ordering, work with 3-rd party company, dll. Saya mengimajinasikan berada pada posisi kerja. Dan itu lah hasilnya…hehe. well,,,that’s not a big deal anyway 🙂
oia, 3 graph yg ditunjukan gambar diatas adalah hasil dari test yang saya ikuti dengan mengisi, kalau tidak salah, 29 pertanyaan dari setiap situasi yg paling menggambarkan dan paling tidak menggambarkan diri kita saat bertindak. Graph I menunjukan “How other people sees me” dan graph II menunjukan “How I see myself” dan graph III which is kombinasi dari graph I dan graph II adalah behavioral style saya sesungguhnya. hasilnya menunjukan kalau saat mengisi test, saya tidak konsisten, tuh hasilnya,,,,saya melihat diri saya sendiri sebagai “High S” sedangkan orang lain melihat saya sebagai “High D”. hahaha.
Bagaimana berkomunikasi yg efektif dengan masing-masing tipe?
Nah, table di bawah adalah summary nya (tapi banyak banget yak :-p ) bagaimana berinteraksi dengan orang yang High D, High I, High S, dan High C.
Dominance
Influence
Steadiness
Conscientiousness
They Wants other to be
Direct, Straightforward, open to their need of result
Friendly, emotionally honest, recognize the high I’s Contribution
Relaxed, agreeable, cooperative, appreciable
Minimize socializing, give details, and value accuracy
Be sure to
Make communication brief and to the point
Approach them informally
Be systematic in your approach
Provide clear expectations and deadline
Respect their need for autonomy
Be relaxed and sociable
Provide a consistent and secure environment
Show dependability
Be clear about rules and expectation
Let them verbalize though and feeling
Let them know how things will be done
Demonstrate loyalty
Let them initiate
Keep the conversation light
Use sincere appreciation
Be tactful and emotionally reserved
Show your competence
Provide written details
Show their importance in the organization
Allow precedent to be a guide
Stick to the topic
Give public recognition for individual accomplishment
Let the adapt slowly to change
Be precise an focused
Show independence
Use humor
Value high standar
Eliminate time wasters
Be prepare for
Blunt, demanding approaches
Attempt to persuade or influence other
Friendliness to colleague and supervisor
Discomfort with ambiguity
Lack of empathy
A need for a time light
Resistance to change
Resistance to vague or general information
Lack of sensitivity
Overestimation of self and others
Difficulty identifying priorities
Desire to double check
Little social interaction
Overselling ideas
Difficulty with deadlines
Little need for affiliation with others
Vulnerability to perceived rejection
memang perlu video untuk melihat sebagaimana efektif kita menerapkan mentode ini. yang masih kebayang adalah saat seseorang wartawan (ceritanya “High I” — suka basa-basi, antusias, impulsif, dll) yang hendak mewawancarai seorang Direktur (ceritanya “High D” — to the point, cepet ngambil keputusan, dll). interviw berlangsung sangat tidak menyenangkan,,,si Direktur tampak ngedumel “Oh,,,come on man,,,annoying bgt sih lo,,,bisa to the point ga sih?” sementara si inteviewer nya ga sadar. hahaha. kocak deh! kurang lebih seperti itu.