Human Behavioral Style, what’s yours?


EDP #2 School – Jakarta 2012

 

“Treat the people the way I want THEY WANT to be treated “

 

Pertama kali mendengar quote ini saya langsung teringat dengan topik Classic DISC yang saya ikuti minggu lalu. sebetulnya ini adalah hal yang sudah saya dapatkan selama di kampus, namun entah kenapa materi yang minggu lalu itu benar-benar stick in my head dan mau saya simpan di catatan yg bisa buka anytime and anywhere,,,,ya si blog gw ini. hahay!

DISC is a quadrant behavioral model based on the work of Dr. William Moulton Marston (1893–1947) to examine the behavior of individuals in their environment or within a specific situation (otherwise known as environment). It therefore focuses on the styles and preferences of such behavior (Wikipedia).

Jadi pada dasarnya behavioral style kita bisa dikategorikan ke dalam 4 tipe :  Dominance, Influence, Steadiness and Conscienciousness atau disingkat DISC. Atau kalau dalam bahasa Indonesianya kalau tidak salah disebut : Choleris, Sanguining, Plegmatis dan melankolis. inget kan? jadi sebetulnya tampak not really special, tapi jangan salah lho,,,penting banget bisa mengidentifikasi behavioral orang ini, karena sedikit banyak akan mempengaruhi kesuksesan kita dalam berkomunikasi dengan orang-orang. nih, summary yang membedakan masing-masing tipe :

Dominance Influence Steadiness Conscientiousness
Empasize Shaping the environment by overcoming opposition and challenge Persuading and influencing to others Achieving stability, accomplishing task by cooperating with others Working with circumstances to ensure quality and accuracy
Tendencies Getting immaiate result, taking action, accepting challenge Involvement with people, making favorable impression Calm, patient, loyal, goo listener Attention to standard and etails, analytical thinking
Motivated by Challenge, power and authority Social recognition, group activities and relationship Infrequent change, stability, sincere and appreciation, cooperation Clearly defined performance expectations, quality and accuracy being valued
Fears Loss of control in their environment, being taken advantage of Social rejection, disapproval, loss of influence Loss of stability, methodical approach, calm Criticism of their work, slipshod method
You Will notice Self-confience, decisiveness, and risk-taking Enthusiasm, charm, sociability Patience, a team player, stability, methodical approach, calm Cautious, precise, diplomatic, restrained
Limitation Lack of concern for others, impatience Impulsiveness, disorganization, lack of follow through Overly willing to give, putting their need last Overly critical, of self and others, indecision because of desire to collect ana analyze data

Ada dua term yang perlu dibedakan dalam hal ini: Behavior and Appearance yakni bagian yang bisa orang lihat dan Preferences/Natural yang memang sudah ‘bawaan’ artinya dipengaruhi oleh Experience, Intelligence, Culture, upbringing, Values/Beliefs and bahkan DNA. Ini yang selama ini kadang saya bingung. Harusnya saat mengisi test atau menilai ‘sifat natural’ seseorang bukan dari appareance/behavior nya saja karena bisa jadi itu memang tuntutan dia harus bertindak saat itu, atau could be vary based on situation, tapi pada umumnya yang namanya natural itu memang sudah seperti itu adanya orang itu. Itu yg penting! Kita harus jeli membedakannya. DISC ini kita lihat dari ‘natural’ orang itu.

Pada dasarnya setiap orang itu senang ada pada suatu kondisi yang membuat dirinya merasa nyaman. Sebagai contoh saya adalah orang kanan artinya yang tidak kidal,,,bagaimana ketika ia menulis nama dengan tangan kanan? Bagus bukan hasilnya? Dan yang paling penting adalah bagaimana rasanya? feel comfortable? Yes, absolutely! Sekarang coba diganti dengan tangan kiri? Saya jamin tidak nyaman,,,,that’s the DISC style will behave naturally in every people. Pada dasarnya seseorang nyaman dengan sifat naturalnya. walaupun ada pada suatu kondisi dimana dia bisa merubah behavioral stylenya juga.

Kita bisa diamati (observable behavioral) yang tergantung situasi itu adalah:

  1. Body language (posture, use of hands, facial expression)
  2. Tone (pace, inflection, volume)
  3. Words

Perlu dicatat bahwa:

  • There are NO GOOD and BAD STYLE
  • There is no best or no worst style
  • Every style have strength and limitation
  • All style can be more or less effective depending on HOW an Individual is able to modify his or her behavior to meet the needs for other.
  • Everyone is a mixture style, so it may be difficult to grade correctly

Setiap orang itu “Unique” dan tidak ada yg pure salah satu style. pasti berupa campuran. dan orang yang paling baik itu adalah orang yang bisa menyesuaikan diri dengan siapa dia berinteraksi. saat berinteraksi engan orang yang High D maka sebaiknya kita tidak bertele-tele, tapi jelas, logis, dsb. begitupun saat berinteraksi dengan orang yang dominan style lain kita mesti menyesuaikan.  dulu saya beranggapan bahwa style terbaik adalah C (maklum dulu masih bercita-cita jadi dosen) tapi sekarang baru sadar,,hahaha.

Bagaimana behavioral type gw selama ini?

Sebetulnya hal serupa pernah saya alami saat mengikuti beberapa acara leadership-related activity waktu campus seperti: Ospek Mahasiswa TK, Latihan kemempinan Mahasiswa angkatan I, Kalau ga salah pas psikotes di asrama. Pokoknya pernah 3 kali ngambil test seperti ini. Hasilnya biasanya saya berada di antara I dan  D. kalau gak sanguinis ya biasanya ya dominan. Hahaha. Cuma saat saya ngambil test ini, surprisingly gw dapet tipe High S dooong! which is steadiness alias suka sesuatu yang calm, patience, good listener. oh,,,,come on!

Kadang saya ga terima,,,that’s not me! Tapi  jadi mikir,,,ini memang test yang susah untuk secara objektif dinilai dan tergantung kondisi saat kita ngerjain itu test. Waktu itu saya memposisikan di tempat kerja di beberapa lapangan terakhir which I’m a junior engineer with job like supervising other, ordering, work with 3-rd party company, dll. Saya mengimajinasikan berada pada posisi kerja. Dan itu lah hasilnya…hehe. well,,,that’s not a big deal anyway 🙂

oia, 3 graph yg ditunjukan gambar diatas adalah hasil dari test yang saya ikuti dengan mengisi, kalau tidak salah, 29 pertanyaan dari setiap situasi yg paling menggambarkan dan paling tidak menggambarkan diri kita saat bertindak. Graph I menunjukan “How other people sees me” dan graph II menunjukan “How I see myself” dan graph III which is kombinasi dari graph I dan graph II adalah behavioral style saya sesungguhnya. hasilnya menunjukan kalau saat mengisi test, saya tidak konsisten, tuh hasilnya,,,,saya melihat diri saya sendiri sebagai “High S” sedangkan orang lain melihat saya sebagai “High D”. hahaha.

Bagaimana berkomunikasi yg efektif dengan masing-masing tipe?

Nah, table di bawah adalah summary nya (tapi banyak banget yak :-p ) bagaimana berinteraksi dengan orang yang High D, High I, High S, dan High C.

Dominance Influence Steadiness Conscientiousness
They Wants other to be Direct, Straightforward, open to their need of result Friendly, emotionally honest, recognize the high I’s Contribution Relaxed, agreeable, cooperative, appreciable Minimize socializing, give details, and value accuracy
Be sure to Make communication brief and to the point Approach them informally Be systematic in your approach Provide clear expectations and deadline
  Respect their need for autonomy Be relaxed and sociable Provide a consistent and secure environment Show dependability
  Be clear about rules and expectation Let them verbalize though and feeling Let them know how things will be done Demonstrate loyalty
  Let them initiate Keep the conversation light Use sincere appreciation Be tactful and emotionally reserved
  Show your competence Provide written details Show their importance in the organization Allow precedent to be a guide
  Stick to the topic Give public recognition for individual accomplishment Let the adapt slowly to change Be precise an focused
  Show independence Use humor Value high standar
  Eliminate time wasters
Be prepare for Blunt, demanding approaches Attempt to persuade or influence other Friendliness to colleague and supervisor Discomfort with ambiguity
  Lack of empathy A need for a time light Resistance to change Resistance to vague or general information
  Lack of sensitivity Overestimation of self and others Difficulty identifying priorities Desire to double check
  Little social interaction Overselling ideas Difficulty with deadlines Little need for affiliation with others
 
  • Vulnerability to perceived rejection

memang perlu video untuk melihat sebagaimana efektif kita menerapkan mentode ini. yang masih kebayang adalah saat seseorang wartawan (ceritanya “High I” — suka basa-basi, antusias, impulsif, dll) yang hendak mewawancarai seorang Direktur (ceritanya “High D” — to the point, cepet ngambil keputusan, dll). interviw berlangsung sangat tidak menyenangkan,,,si Direktur tampak ngedumel “Oh,,,come on man,,,annoying bgt sih lo,,,bisa to the point ga sih?” sementara si inteviewer nya ga sadar. hahaha. kocak deh! kurang lebih seperti itu.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this:
search previous next tag category expand menu location phone mail time cart zoom edit close