Road Trip to Ladakh during the deadliest Anti-India Protest in Kashmir


Okey,

Karena punya jatah libur banyak, perjalanan dari Kashmir ke Ladakh saya putuskan menggunakan jalan darat, selain atas anjuran teman di rig yang selalu bilang, “Sayang sekali kalau pakai pesawat, you’re gonna miss himalaya’s magical terrains”. Saya manggut-manggut aja pas teman nunjukin foto-foto Ladakh sepanjang Srinagar-Leh Highway. Bagus sekali. Oke fix nih, I’ll do it whatever it takes.

***

Long story short, Sebelum ke ladakh, saya travelling-solo di kashmir mulai 5 Juli 2017 selama 5 hari. Sangat menyenangkan. Banget. Saya berhasil jadi orang paling ‘norak’ karena sering selfie dan banyak ambil foto. Dalam hati, ah peduli amat, gak ada yang kenal ini kok. :mrgreen: . Alamnya kece banget subhanallah: puncak-puncak bersalju, rerumputan hijau yang rapi bagai karpet, pohon-pohon pinus yang runcing, sungai berkelok dan lembah-lembah yang curam. Ah, Indah pokoknya.

Karena timing yang tidak tepat, sekitar bulan Juli awal, baru tahu juga dari si host houseboat, katanya akan ada demo dari kelompok separatis (semacam demo tahunan 😯 ) yang biasanya bertepatan dengan agenda prilgrim umat hindu, atau biasa disebut Amarnath Yatra. Kalau di kita, semacam naik haji kurang lebih.

Aduh, aing salah waktu ini mah. 😥 😥

20170706_222442.jpg
Makan malam di rumah si pemilik houseboat, in the middle of Dal Lake.

Si host bilang “Selama 2 hari, seluruh sopir taksi tidak akan beroperasi, karena takut  anarkis”. Saya mengira semua warga Kashmir akan demo, karena semua orang Kashmir yang saya temuin dan saya tanya, semuanya mengatakan ingin merdeka dari India, ternyata nggak semua orang akan demo. Si host saya bilang, “Not all Kahsmiri going to do the strike, just some stupid people”. Warga kebanyakan sebenernya kurang suka dengan gerakan-gerakan ekstim seperti itu karena akan memperburuk citra Kashmir di mata turis. Apalagi 90% ekonomi Kashmir sangat tergantung dari sektor pariwisata. Dia melanjutkan “Tapi tenang, demo biasanya dipusatkan di kota Srinagar-nya, jadi, sekitaran Dal Lake aman kok” si bapak houseboat mencoba menghibur.

Fiuhhhhh, mencoba untuk tidak stress sambil menghela nafas panjang.

Saya baru ngeh kenapa sejak 2 hari terakhir internet di Kahmir mati total. Kampret juga nih India. Si host akhirnya ngomong “Kalau kamu gak dapet taksi ke Ladakh, kamu masih boleh stay disini, for free, including food and everything. You’ve been so kind to us and I feel responsible for your safety. Mulai panik, saya hendak telepon boss di Mumbai, gak bisa juga ternyata. Pokoknya telepon dan internet metong. Total. Pusing ga lo? 🙄 🙄

Dal Lake
Dal Lake yang Sepi

Keesokan paginya, Dal lake beneran sepi. Saya dibangunin si bapak host buat sholat subuh dan bersiap-siap untuk pergi jam 5 pagi, lantas diantar pake boat ke daratan. Heniiiing banget. Sebelumnya si host bilang, akan ada driver yang jemput, namun sudah sejam berlalu sejak saya sampai di Ghaut 13, saya masih belum dapet apa-apa. Si bapak host sibuk telepon sana-sini.

Sambil menunggu, saya ketemu orang Czech, namanya Stepan, yang sama-sama mau ke Ladakh. Karena senasib, akhirnya kita ngobrol-ngobrol saja untuk mengisi waktu. Selain dia, ada juga warga Delhi, kalau salah namanya Rohit, yang sama-sama terdampar di sana. Dia selesai mengukuti Amarnath Yatra dan hendak ke Srinagar Airport tapi gak ada taksi atau bis yang mau mengantarkan. Beberapa jeep dateng dan jemput beberapa orang. Sementara kami masih belum dapet juga. Selang 30 menit, dua orang tadi sudah dapet angkutan, tinggal saya saja sendiri.

Tepat jam 07:00, akhirnya jeep buat saya datang, sopirnya turun dan bilang ke saya, Nambah 200 Rupee ya, Tanpa pikir-pikir panjang saya setuju aja dari pada bengong dua hari di Kashmir ga bisa kemana-mana, yekan? Si driver lantas menjemput 2 turis Swiss dan menyuruh saya duduk di belakang karena badan saya kecil. kampret 🙄 . Setelah itu, mulailah kami berangkat menuju kota Leh, yang katanya perjalanan akan ditempuh dalam waktu 14 jam, namun baru jalan beberapa kilometer,

Jreng…Jreng…Jreng…

Jalan utamanya ditutup 😯 😯 Banyak banget Indian Army yang berjaga di situ. Akses jalan ditutup kawat-kawat berduri. Persis macam di film-film. Si sopir coba putar arah ke jalan lain, diblok juga. Pindah  ke jalan lain, diblok juga. Pusing dia. Si Indian Army literally stay every 5 meters mempersiapkan demo tahunan kelompok separatis Kashmir.

Setelah muter-muter lama, sampailah kami di check-point di deket desa Ganderbal, se-jam sebelum Sonamarg. Itu beneran deh, si Indian Army gak bisa diajak kompromi. Mau ke luar kashmir aja ga boleh, kan kampret 😡 . Kenapa mesti ga boleh coba? kan kita turis semua. Semua sopir dengan gak sabar melobi-lobi para penjaga check point yang semuanya menenteng senjata laras panjang. Semua mobil parkir gak karuan, kayanya ada sekitar 6 jeep di sana dan semua penumpangnya pada stress, termasuk saya. Tak lama setelah itu tiba-tiba:

Dor. Dor. Dor.

Anjir, benaran lah itu bunyi senjata asli. Tapi, itu tembakan peringatan saja, tetep aja sih ngeri. Sontak semua driver tiarap. Orang-orang di dalam mobil pada menunduk juga. Kayanya, kalau saya di luar mobil udah ngompol di celana kali. Tegang bro! Kami lantas menunggu sambil banyak berdoa. Si sopir beberapa kali keluar-masuk mobil sambil setengah marah, ngomong ke si asistennya paka bahasa Kashmir. Kalau ngomong hindi mungkin bisa nangkep sedikit-sedikit apa yang sebenarnya dia keluhkan. Kami para turis gak ada yang berani bertanya, bengong aja, sebagian ada yang pura-pura tidur.

Setelah se-jam menunggu yang terasa sangat lamaaaa banget, si driver akhirnya masuk mobil dan ngacir sekenceng-kencengnya. Gate dibuka!

Alhamdulillah.

20170708_062546.jpg
Para sopir berlarian sesaat setelah pengumuman check-point di district ganderbal di buka, ini poto satu-satunya yang kuambil dalam drama hari itu. 

Yes, liburan sesungguhnya dimulai 🙂 . Setelah lewat Sonamarg, landscape mulai berubah. Dari pegunungan hijau dan padang rumput rapi pelan-pelan berubah menjadi gunung-gunung berbatu dan berwarna kecokelatan. makin ke sana semakin gersang. Ini masih di dalam Himalaya’s mountain range loh ya, gersang susah air, tapi super dingin. Beneran deh, indah sekali alam-alam himalaya sepanjang jalan Kashmir-Ladakh ini. Sesekali kita diizinkan keluar mobil untuk foto-foto, tapi sebentar banget. Sopirnya tampak sedang kejar setoran disamping takut kemalaman. Bahaya. Dari situ lah, saya bertekad untuk sewa motor dan jalan-jalan lagi menyusuri beberapa spot keren yang kami temui di jalan.

Camp amarnath yatra
Camp para jemaah Amarnath Yatra terlihat jelas dari Zoji La Pass
zoji la
Narsis di sini hukum nya wajib
20170714_151014.jpg
Lamayuru Monastery
20170714_111310.jpg
Sungai Indus

Setelah 12 jam ditemani dengan playlist musik hindi (mulai dari lagu-lagu remix ga jelas, lagu jaman Kuch-kuch hota hai sampai lagu-lagu kontemporer semacam OST Ae Dil Hai Mushkil), kami sampai di Leh dengan bahagia. Namun, tak lama setalah itu orang-orang mulai heboh. Ada apa sih? ada apa sih? Saya mulai kepo. Orang-orang yang turun dari mobil pada panik sambil bertanya-tanya. Ternyata kami mendapat kabar ada 9 orang jamaah yatris (sebutan orang yang pilgrim ke goa Amarnath) tewas dalam Yatra Attack setelah 1 bus nya kena serangan di check-point dekat Pahalgam. It was jaw-droppingly scariest news I’ve ever heard on that day  😯 😯 Gak kebayang, seandainya saya  masih stuck di Kashmir, entah akan seperti apa jadinya. Alhamdulillah, pokoknya sudah sampai Ladakh dengan selamat.

Saat ngobrol-ngobrol tadi, eh ketemu lagi ama si Stepan, dan ketemu juga seorang cewek dari Aberdeen dan seorang cowok dari Goa, India. Akhirnya, hampir selama 10 hari di Ladakh, bareng dengan orang-orang itu. Mayan, bisa berhemat untuk hotel, sewa jeep dan tentunya ada teman ngobrol. 🙂

G0352280.JPG
At the top of Leh Town

Jadi, “aman gak sih travelling ke Kashmir?”

Saya bisa katakan: Tergantung.

Tergantung kapan waktunya kalian pergi ke kashmir. Sebisa mungkin hindari sekitaran bulan Juli (menurut pengamatan gue ya, karena kata si bapak driver gue, demo tahunan biasanya bulan juli) atau seengaknya hindari travel ke Kashmir pas sedang ada Amarnath Yatra. Itu aja. Di luar waktu itu, Kashmir insyaallah super aman.

Agenda tahunan Yatra ini di satu sisi jadi sumber penghasilan besar buat warga Kashmir karena banyak banget turis india yang berkunjung ke sana, di sisi lain menimbulkan semacam konflik bagi kelompok anti-India.

Ngeri lah Bro!

2 thoughts on “Road Trip to Ladakh during the deadliest Anti-India Protest in Kashmir

  1. Halo mas. Salam kenal. Saya fajri. Saya mahasiwa UI. Wow luar biasa tulisannya mas.
    Seru dan menegangkan

    saya tertarik untuk solo traveling ke ladakh india. Saya boleh minta kontak mas. Saya mau tanya tanya lebih lanjut. email atau line/wa . Terima kasih mas

  2. Hi Fajri,

    Terima kasih sudah mampir. 🙂
    Bisa coba lewat instagram juga. Kebetulan kalau lagi kerja, gak bisa buka whatsapp bahkan bisa sebulan-dua bulan.

    insta: @agushoe

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this:
search previous next tag category expand menu location phone mail time cart zoom edit close