Bukan, saya bukan bermaksud membahas “first impression” ketika ketemu gebetan 😂😂
Belakangan ini saya melanjutkan membaca buku “Give and Take” nya Adam Grant. I know, I’m late to the party, bukunya sendiri sudah lama terbit, tapi sudah bertahun-tahun belum kelar bacanya. Hahaha. bukunya bagus tapi agak “wordy”, jadi gak bisa dibaca in one-seating dan kalau gak mood-mood amat, biasanya bosen.
Jadi gini, ceritanya ada seorang psychologist, Dov Eden melakukan riset di Israel Defence Force (IDF), semacam TNI Israel kali ya. Doi meneliti siapa-siapa saja personel yang nantinya jadi “rising star”. Dia menguji hampir 1000 orang personel tentang taktik perang, skill peta, skill senjata, dll.
Si Eden ini terinspirasi dari studi psychologist-nya Harvard, Robert Rosenthal. Studinya si Robert dilakukan terhadap anak TK dan SD. Si Robert ini mengetes verbal and reasoning skillnya anak di beberapa sekolah di LA. Hasilnya 20 % diantaranya menujukan intelectual blooming (Hi potential) dan memantau perkembangannya. Setelah setahun, ternyata si bloomers nya IQ nya naik dibanding sisanya. Begitupun di tahun kedua, si bloomers ini masih perform lebih baik dari temen2 sebayanya.
Yang menariknya adalah pemilihan anak yang masuk bloomers atau bukan itu ternyata RANDOM 🙃🙃🙃. Jadi asal aja gitu anak2 dilabeli bloomers atau bukan. Gurunya sendiri pada gatau 😂😂😂. Tapi kenapa kok bisa perform lebih baik, padahal aselinya yang lain sebenarnya ada yang lebih pintar. Ternyata, kuncinya ada pada “teacher’s belief”, dan itu lah sbnrnya tujuan dari riset ini.
Kenapa bisa begitu? karena guru yang percaya jika anak didiknya berpotensi cenderung menaruh ekspektasi tinggi. Dia menjadi lebih supportif dan bisa meningkatkan kepercayaan diri si anak. Dia juga cenderung memberikan tugas-tugas yang menantang dan berkomunikasi secara lebih hangat. Fenomena ini disebut Self-fulfilling profecies, yang artinya ekspektasi seseorang terhadap orang lain atau entitas tertentu pada akhirnya sejalan dengan ekspektasi dia.
Nah, balik lagi ke riset yang dilakukan di IDF, si Eden ingin melihat apakah self-fulfilling profecies ini terjadi juga untuk orang dewasa? si Eden melakukan hal yang sama yakni melabeli secara random para personel yang hi-potential tanpa memberi tahu leadernya. Dan hasilnya: SAMA. 😊
Personel yang dilabeli “hi-pot” perform jauh lebih baik. Ini sekali lagi menunjukan bahwa leader yang percaya potensi anak buahnya cenderung bertindak sedemikian sehingga potensi anak buahnya itu kenyataan. Seperti apa yg dia percaya di awal.
Trus, Apa hubungannya dengan First Impression?
Gini, gak semua orang faham fenomena ini. Psychological Trait ini biasanya secara alami dimiliki orang yang “Givers”, beda dengan orang yang “Takers” cenderung mengeksplotasi orang lain, tidak ada rasa percaya. Dan orang yang “Matcher” (kebanyakan orang) akan menaruh rasa percaya asal ada manfaatnya buat dia.
Nah, di sinilah first impression come to play. First impression ini akan menciptakan belief, dan orang cenderung bertindak sesuai dengan belief nya. Kalau seseorang dipersepsikan sebagai orang yang, misal reliable, maka orang lain akan bertindak seolah-olah kita ini reliable, ujung-ujung terjadi beneran, at least menurut orang itu.
Gituuuuu loh gaisss
Key-takeaway nya apa?
Misal, ketika baru bekerja atau pindah ke tempat kerja yang baru maka usahakan untuk memberikan first impression yang bagus karena akan menimbulkan ‘belief’ di si bos atau orang sekitarnya. Belief yang baik akan membuat tindakan dia seakan memosisikan kita baik, atau sebaliknya.
Saya pernah mengalami dua hal itu. Pernah beberapa kali ketemu client yang saat itu saya merasa first impression nya saya kurang bagus, Dan memang benar, apapun yang saya lakukan rasanya salah di mata dia, krn belief di awalnya sudah terbentuk. Pernah juga, first impression saya bagus. Rasanya gampang sekali, dia lebih enak berdiskusi, lebih helpful
Menurut saya ini berlaku untuk kasus mendekati gebetan, dan sejenisnya 😂
Jadi, Does First Impression Count? Hell yeahhh!
Menarik. Tapi boleh dong dibaas lebih lanjut yang bagian ini “maka usahakan untuk memberikan first impression yang bagus”.