
Setelah cukup kenyang dengan Snorkelling, saya mulai confident untuk mencoba susatu yang lebih extreme, Diving. Dan setelah dijalani, saya pun seketika jatuh cinta . Underwater world is so magical. Rasanya saya memasuki dunia yang berbeda. Berasa berada di luar angkasa, bisa melayang kesana kemari. hehe. Ahh,,,menyenangkan pokoknya 🙂 .
Saya ambil PADI Open Water Course di salah satu dive center di Tulamben, Bali. Awalnya tidak kepikiran untuk ambil di Bali, namun setelah membanding-bandingkan dengan yang ada di Jakarta, di Bali ini nampaknya lebih worth it dan menggoda. Tulamben itu nama desa di Bali Utara, kurang lebih 3 jam dari Kuta. Tempatnya sepi sekali, namun jangan berharap ada pasir putih, pantainya biasa aja, not even berpasir, yang ada batu semua. Cuma underwaternya mashaallah…I can say that it is, by far, the best underwater experience I’ve ever had.
Saya dateng berdua aja dengan teman dengan special offer package which includes course, akomodasi selama 4 hari 3 malam, 4 kali ocean dives, free equipment rental, antara-jeput airport, dan sekali balinese aromatic massage. oke kan?
Sesampainya di Resort, kita istrirahat sebentar dan Classroom Session dimulai sehabis ashar. Sebundel Open water manual dan kawan-kawannya dikasih. Tenang, Gak terlalu serius kok kelas nya. Kita nonton video dan ngobrol-ngobrol. Kalau ada yang bingung, maka instructor bakal jelasin dengan sabar. Hari kedua, Pool Session (confined water) dimulai. Duh, mulai deg-deg rasanya. Kita diajarin equipments, buoyancy, mask clearing, equalising, standard hand signal, dll. Seru! Dan itulah pertama kalinya bernafas di kedalaman 5 meter-an. Wow rasanya sungguh sesuatu, melihat permukaan air diatas dan melihat kilau-kilau cahaya matahari. So exhilarating! Hari ketiga, Kita mulai ocean dives. Kita masih diajarin skill tambahan dan tes juga. Kita di-tes renang 200 meter (pake fins kok,,,gampang banget), diajarin Emergency Ascents, mask clearing (lagi) dan memantapkan buoyancy. Biasa lah kalau awal-awal masih kacau, diminta inflate/deflate selalu aja kelebihan 😆 jadi pas turun kelebihan ampe bikin laut keruh ,,,pas naik kelebihan juga. Duuh 🙄 . Tapi setelah beberapa kali dive, sense nya diki-dikit mulai dapet. hehe.
Setelah semua basic skill nya diajarin sesuai silabus Open Water, Si Instructor akhirnya ngajak fun dive sekalian memantapkan buoyancy (lagi) dan swimming underwater. Kita dibawa ke Coral Garden, Drop off dan USAT Liberty Wreck cuma gak diperbolehkan bawa kamera dulu. Just Observe. Exciting banget rasanya. Akhirnya di Dive ke empat kita diperbolehkan bawa camera. Yuhu!. Saya pun tak lupa untuk rekam semua dives setelahnya. Saya nambah dua kali dives karena masih kurang rasanya kalau empat . Walaupun kamera saya cuma bisa samai 18 meter, kenyataannya si kamera dibawa sampai 26 meter tanpa gangguan walaupun screennya makin cekung dan sempat bikin was-was kuatir pecah. Bandel dikit gak apa-apa lah, Open Water gak boleh lebih dari 18 meter
Well, Here are some of the magical underwater that Tulamben has offered. Cekidot Gan!
USAT Liberty Wreck

USAT Liberty Wreck memang menjadi daya tarik utama wisatawan datang ke Tulamben. Keren banget! dan lokasinya cuma beberapa puluh meter saja dari bibir pantai jadi bisa dijangkau even dengan snorkeling. Si kapal karam ini berada di kedalaman 5 hingga 30 meteran. Sejarahnya awalnya USS Liberty ini kapal supply USA pas Perang Dunia II, cuma karam setelah kena torpedo Jepang di perairan Bali. Sempat coba diselamatkan, namun ternyata letusan Gunung Agung tahun 1963 membuat si bangkai kapal makin tenggelam. Setelah itu kapal berubah jadi rumah bagi terumbu karang dan kawanan ikan, Tulamben menjadi one of world-class dive site sampai sekarang. Mayoritas divers disana kebanyakan bule.
Visibility-nya bagus banget bisa sampai 25 meter-an (katanya) apalagi kalau pagi-pagi. Si dive master bilang kalau kesana sebaiknya pagi jam 7:30-an, saat matahari sudah naik sedikit (jadi lautnya ga gelap banget) dan orang-orang belom banyak. tapi ternyata, divers lain juga dateng pagi-pagi jadi tetep aja banyak -_-“. Kalau beruntung, pas pagi gitu bisa ketemu dengan Bumphead Parrotfish, dan alhamdulillah bertemu, Good to see u, buddy! 🙂 . Katanya ikannya bisa mencapai 1.3 meter dan berat 46 kg, cuma yang ada waktu itu mungkin panjangnya cuma 70 cm beratnya entah berapa, gak bawa timbangan gw . Ikannya pendiem, giginya kaya kelinci dan kepalanya benjol. Katanya lagi, mereka kadang suka bertarung menabrakan kepalanya (kaya adu domba kali ya
) menciptakan suara unik di bawah laut. Namun, pas disana, dia nya lagi asik nongkrong di sekitaran shipwreck. Gak berani ganggu gw, takut digigit

Turun ke bawah dikit, bentuk bangkai kapalnya terlihat cukup jelas, kita diajak keliling memasuki ruangan2 (Gak confined banget kok). Seluruh badan kapal jadi rumah buat terumbu karang yang warna-warni dan ikan nya banyak banget. Cantik sekali 🙂 . trus naek lagi ke atas, eh ada Garden Eel, Sayang dive pertama, saya gak bisa pake kamera. Pas dive kedua kalinya kesana eh malah belom bangun si Garden Eel nya -_-” . Padahal unik banget loh. Awalnya saya menyangka itu sejenis rumput laut, kaya padi, cuma kok goyan-goyang. Setelah mendekat dikit, Wow itu belut ternyata. Dan tak terasa, sudah 40 menit di bawah, awal-awal masih boros pake udara, sisa 70 bar. Buddy gw yang orang Australia lebih parah lagi, dia sisa 40 bar 😆 Katanya jangan banyak gerak kalau diving. Ya maklum lah,,,masih pemula. hehe.
Drop Off Dive Spot

Setelah surface sekitar 1.5 jam, kita coba second dives di Drop-Off. Gak lama setelah nyebur, kita langsung disambut Jack Fish Schooling. Ulala..asik sekali melihatnya! 😯 ini pertama kalinya saya melihat sekelompok ikan berkeliling-keliling diatas saya dan banyak banget. Drop Off itu kaya tebing, dalemnya gatau berapa, cuma dasarnya gak keihatan. Bagus Banget! ikannya banyak dan terumbu nya warna-warni.
Alamanda Dive Spot

Alamanda jadi tujuan dive terakhir sebelum check out dari hotel. Untuk kesana, kita perlu pakai boat. Lokasinya gak jauh dari drop off. Alamanda di dominasi oleh coral. Tempatnya mirip dengan drop off, cuma gak terlalu curam. Gak terlalu banyak divers yang berkeliaran di sana, jadi visibility nya oke banget. Sebenernya coralnya bagus, cuma kamera nya kurang canggih, warna merah-merahnya gak jelas ketangkep. hiks.
Selepas dive, saya istirahat sejenak sebelum mencoba Balinese Aromatic Massage. Ahhh,,,Enak sekali rasanya ampe gak sadar ketiduran. Otot-otot rasanya rileks maksimal 🙂 . So, Over all, semnyenangkan sekali bisa ambil License di sana. Terima Kasih semua 🙂
Oia, di perjalanan Denpasar-Tulamben juga ada tempat yang lumayan cantik untuk dikunjungin selain Goa lawah, namanya Tirtagangga Water Pallace. Katanya itu pemandian kerajaan Karangasem jaman dulu. Dipakai untuk menyambut para tamu kerajaan. Lumayan adem. Jangan lupa mampir kalau sempat.

Setelah itu saya istirahat semalam di kuta, sebelum kembali ke Bandung. Seperti biasa ya, bukan kuta namanya kalau gak rame. Dan, seperti biasa, Kuta offers one of the most stunning sunset in Bali. Don’t miss it. 🙂

Alhamdulillah, a whole things was awesome. Oh no,,Seems like my travelling bucket list is getting overloaded this year 😆 . Indonesia has so much to offer. Seriously.
Let’s Go Deeper, people! 🙂
no way…
TOO AWESOME!
saya udah lama banget pengen diving. cuman mata minus 6 dan gak berani pake soft lense. I hate diving but seeing blurry objects 😦
Thanks a lot 🙂
Sebenernya bisa kok pake mask yang khusus untuk mata minus. waktu itu teman saya pakai juga.
Ayooo….the deeper, the more beautiful 🙂