
Sudah pernah coba menikmati pemandangan sambil bolak-balik Garut-Bandung dalam hitungan detik? Pasti kalian akan seketika menjawab: “NO Way! That’s impossible, dude. Lagian gak penting juga kali ya,,,” 😆 Eitss,,, Hold on guys,,itu mungkin lho ternyata,,,dan penting banget. Haha. kalau gak percaya, silakan berkunjung ke tempat bernama Situ Ciharus. Sudah pernah mendengar nama itu? Saya yakin tidak banyak yang tahu, karena tempat ini memang tempat yang kurang popular untuk dijadikan tempat wisata. Hanya kalangan tertentu saja yang tahu. Terletak antara kawasan Kamojang dan Darajat, Garut, tempat Ini merupakan perbatasan antara Bandung dan Garut. That’s why saya bilang bisa bolak-balik Garut-Bandung dalam hitungan detik. Haha. Jaraknya jauuuuuuh banget dari perkampungan, biasanya memang tempat ini dipake untuk tempat-tempat singgah bagi para pengendara motor off road atau pengayuh sepeda gunung. Kadang beberapa kampus di Bandung ada yang bikin acara ospek disana. Jadi, Rata-rata sih ini tempat emang sasaran para pecinta alam dan sejenisnya.

Nah, akhir tahun 2011 lalu, saya bersama teman-teman SMA berkunjung kesana setelah terakhir kali tempat itu kami kunjungi di tahun 2004. Jadi, cukup bersejarah juga nampaknya (tapi ‘si gw’ ga ikut sih waktu itu, makanya bela-belain ikut yang tahun ini). Saya sendiri bukan termasuk “pecinta alam”, off roader, pendaki gunung atau sejenisnya. Saya gak ada tampang itu nampaknya! Haha. Yah, tempat ini juga ternyata cocok bagi mereka yang stress dengan kerja atau super sumpek dengan kondisi Jakarta. Jadi yah,,tempatnya itu lumayan enak, udaranya segarrrr , jauh banget lah di banding Jakarta atau bandung, dan tentunya superrr sejuk. Saya kadang senyum-senyum sendiri saat dalam perjalanan kesana. Mann,,,that was awesome! saat berjalan menuju sana di sekeliling jalan terhampar luas perkebunan penduduk, hutan pinus, hutan belantara, dll. Jadi fresh lagi deh si otak! 🙂
Ada dua jalur yang untuk menuju kesana, pertama lewat Pasir Wangi, yang ke dua lewat Kamojang. Karena pas waktu 2004 lalu, temen-teman yang lain sudah coba jalur Kamojang, makanya trip kali ini kami coba Jalur Darajat which is dari Pasir Wangi tea. Jalur Kamojang jalannya memang lebih menantang, ada tanjakan turunan, kiri-kanan jurang (katanya), dan agak-agak bahaya kalau sedang musim hujan. Sedangkan lewat Darajat, jalurnya lebih panjang, tapi lumayan landai. Namun begitu, pemandangan di kedua jalur tetap mantap dan keren.

Jalaur Darajat ini, Kami berjalan sekitar 10 km bermula dari pemberhentian angkot di Toblong, Pasir Wangi. Setelah itu melewati perkampungan penduduk yang mayoritasnya bercocok tanam sayur. Ada juga beberapa yang menanam akar wangi. Jadi, sepanjang jalan itu menurut saya cukup mengasyikan. Setelah itu kami melewati beberapa hutan pinus (kalau tidak salah ada 4), naik gunung turun lembah dan akhirnya menyusuri hutan belantara (bentar tapi) sebelum akhirnya tiba di danau tujuan.

Danau ini terletak di dataran tinggi, disampingnya terhampar padang rumput dan rawa tempat bunga edelweiss yang termasyur itu tumbuh subur. Saya sendiri sih tidak terlalu terobsesi dengan si edelweiss. Bunga abadi? what the hell is that? Ga ada yg abadi di muka bumi ini setahu gw. tapi banyak sekali orang yang berkunjung kesini yang memetik bunga itu hinggga berkepal-kepal banyaknya. Tapi, lumayan juga sih buat hiasan. hehe. Selain itu, padang rumput juga jadi tempat warga tertentu yang mengembalakan kerbau disini. So kurang asik aja kalau mau pasang tenda disitu. Kami-kami para pengungjung biasanya beristirahat di camp area di sekitar danaunya tepat di bukit-bukit yang ada mata air.
Nah, kabar baiknya, sekarang disitu ada yang buka warung. Jadi, jangan khawatir jika kita kehabisan logistic atau tidak bisa masak karena tidak ada kayu bakar kering. Tinggal datang ke saungnya Pak Aceng. Dia sudah lebih dar 30 tahun menjadi ‘pengurus’ situ ciharus, kalau tidak salah kabar. Tapi itu saat peak season aja ya,,macem 17 agustus-an, tahun baru, long week end, dll. Kayanya tidak buka setiap hari. Orangnya juga baiiiiik banget. Selalu member pertolongan saat kita kita membutuhkan. Macem superhero gt deh. Hahaha.

Intinya, kesana itu bagi saya adalah wisata hiking. Lumayan lho, berjalan kaki lebih dari 25 km (bolak-balik) sambil menikmati segarnya udara gunung, indahnya pemandangan dan dinginnya udara malamnya. Menurut saya itu sangat mengasyikan. Walau ada kabar (gossip) kalau danau ini angker karena dulunya jadi tempat pembuangan mayat-mayat para pemberontak DI/TII Kartosuwiryo, tapi jangan khawatir saya sudah coba sendiri dan tidak ada apa-apa ternyata . Itu mah Cuma gossip,,,oia, ini danau juga ikannya banyak lho,,,banyak yang mancing soalnya.

Nah, setelah pulang dari ciharus, enaknya langsung berendam air panas. Sound nice kan? Tinggal milih saja, naik ke atas kearah Darajat sekitar 10 km atau kearah Garut Kota menuju Cipanas sekitar 30 km (sambil pulang). Fiuhhhh. Benar-benar trip yang menyenangkan 🙂
Ayoo,,,Kunjungi dan Jelajahi Garut!